Ardyan pradana

Monday, February 14, 2011

“Perawatan terminal Illness”

MAKALAH IKD 4
TENTANG
“Perawatan terminal Illness”








Di Susun Oleh
ARDYAN PRADANA
DARI SEMESTER 2-U (Keperawatan)






SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MATARAM
(STIKES MATARAM)
2010/2011


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah swt,yang telah memberikan rahmat,hidayah serta kesempatan kepada kelompok kami,sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu keperawatan dasar 4 “Perawatan terminal Illness” ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa pula kami menyampaikan banyak-banyak terimakasih kepada Dosen pembimbing kami yaitu Ibu Nurul Ilmi,S.Kep.Ns , yang telah membimbing serta mengajarkan kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Seperti kata pepatah “Tiada gading yang Tak Retak”,demikian pula dengan makalah ini,tentu masih banyak kekurangan,maka dari pada itu,kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan,semoga makalah ini dapat berguna dan membantu proses pembelajaran bagi para siswa,terutama bagi kami sebagai penyusun.


MATARAM, 03 Februari 2011


Penyusun






DAFTAR ISI

Kata pengantar 1
Daftar isi 2
BAB.I PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang 3
B. Tujuan 3
C. Rumusan masalah 4
BAB II LANDASAN MATERI 5
BAB III PENUTUP 9
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10











Bab I
Pendahuluan

A. LATAR BELAKANG.
Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresi menuju kematian berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial, dan spiritual bagi individu.
Lahir, kehilangan, dan kematian adalah kejadian yang unuiversal dan kejadian yang sifatnya unik bagi setiap individual dalam pengalaman hidup seseorang.
Kehilangan dan berduka karena kematian merupakan istilah yang dalam pandangan umum berarti sesuatu kurang enak atau nyaman untuk dibicarakan. Hal ini dapat disebabkan karena kondisi ini lebih banyak melibatkan emosi dari yang bersangkutan atau disekitarnya.
Dalam perkembangan masyarakat dewasa ini, proses kehilangan dan berduka dalam kematian sedikit demi sedikit mulai maju. Dimana individu yang mengalami proses ini ada keinginan untuk mencari bantuan kepada orang lain.
Perawat berkerja sama dengan klien yang mengalami berbagai tipe kehilangan. Mekanisme koping mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menghadapi dan menerima kehilangan. Perawat membantu klien untuk memahami dan menerima kehilangan dalam konteks kultur mereka sehingga kehidupan mereka dapat berlanjut. Dalam kultur Barat, ketika klien tidak berupaya melewati duka cita setelah mengalami kehilangan yang sangat besar artinya, maka akan terjadi masalah emosi, mental dan sosial yang serius.
B. TUJUAN.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, adalah:
1. Tujuan khusus
a. Mengetahui konsep keadaan terminal.
b. Mengetahui bagaimana pelayanan keperawatan pada pasien dengan terminal illness.
2. Tujuan umum
a. Mengetahui manifestasi klinik pada klien menjelang ajal
b. Mengetahui tahap-tahap menjelang kematian.


C. RUMUSAN MASALAH.
Makalah ini membahas tentang konsep keadaan terminal, manifestasi klinik
klien yang menjelang ajal, tahap-tahap menjelang ajal.












































BAB II
PEMBAHASAN

A. Kondisi Terminal.

Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresi menuju kematian berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial, dan spiritual bagi individu. Perawatan terminal dapat dimulai pada minggu-minggu, hari-hari dan jaminan terakhir kehidupan, yang bertujuan:
1. Mempertahankan hidup.
2. Menurunkan stress .
3. Meringankan dan mempertahankan kenyamanan selama mungkin.
Secara umum, kematian adalah sebagian proses dari kehidupan yang dialami oleh siapasaja meskipun demikian, hal tersebut tetap saja menimbulkan perasaan nyeri dan takut, tidak hanya pasien, akan tetapi juga keluarganya, bahkan pada mereka yang merawat dan mengurusnya.
Elizabeth Kubler Ross menggambarkan 5 tahap menjelang kematian, yaitu:
1. Denial (Tahap Kejutan Dan Denital).
Adalah ketidakmampuan menerima kehilangan untuk membatasi atau mengontrol nyeri dan distress dalam menghadapinya. Gambaran pada tahap denial yaitu:
-Tidak percaya diri
- Shock
- Mengingkari kenyataan akan kehilangan
- Selalu membantah dengan perkataan baik
- Diam terpaku
2. Tahap Anger (marah).
Adalah kekesalan terhadap kehilangan.Gambaran pada tahap anger yaitu:
- Klien marah-marah.
- Nada bicara kasar.
- Suara tinggi.
3. Tahap tawar menawar atau bargaining .
Adalah cara koping dengan hasil-hasil yang mungkindari penyakit dan menciptakan kembali tingkat kontrol.
Gambaran pada tahap ini yaitu:
- Sering mengungkapkan kata-kata kalau, andai.
-Sering berjanji pada Tuhan.
- Mempunyai kesan mengulur-ulur waktu.
- kemarahan mereda.
4. Tahap Depresi.
Adalah ketiadaan usaha apapun untuk mengungkapkan perasaan reaksi atau reaksi kehilangan.
Gambaran pada tahap ini, yaitu:
- Klien tidak banyak bicara.
- Sering menangis.
- Putus asa.
5. Tahap menerima.
Adalah akhirnya klien dapat menerima kenyataan dengan kesiapan. Gambaran pada tahap ini yaitu:
- Tenang/damai
- Mulai ada perhatian terhadap suatu objek yang baru
- Berpartisipasi aktif
- Tidak mau banyak bicara
- Siap menerima maut
Tidak semua orang dapat melampaui kelima tahap tersebut dengan baik, dapat saja terjadi ketidakmampuan menggunakan adaptasi dan timbul bentuk-bentuk reaksi lain. Jangka waktu periode tahap tersebut juga sangat individual.
Hal-hal yang perlu dilakukan oleh perawat.:
Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perawat dalam mempersiapkan klien, antara lain:
a. Fase Denial.
- Beri keamanan emosional yaitu dengan memberikan sentuhan dan ciptakan suasana tenang.
-Konfirmasikan rasa takut terhadap sesuatu yang tidak diketahuinya dengan menanyakan kepada klien apa yang dipersepsikannya tentang kehidupan setelah mati.
- Tanyakan tentang pengalaman klien menghadapi kematian yang diketahui klien, tanyakan apa saja ketakutan yang dihadapi proses kematian
- Menganjurkan klien untuk tetap diam dalam pertahanan dengan tidak menghindar dari situasi sesungguhnya.
b. Fase Anger.
- Pertahankan sentuhan fisik dan suaa tenang dan juga rahasia klien.
- Membicarakan klien untuk mengekspresikan keinginan, apa yang dan sedang terjadi pada mereka.
- Beri perhatian dan lingkungan yang nyaman.
c. Fase Bargaining .
- Ajarkan klien agar dapat membuat keputusan dalam hidupnya yang bermakna .
- Dengarkan klien saat berscerita tentang hidupnya mengenai apa yang diperolehnya, kesukaan dan kegagalannya, kesenangan dan keputusan yang dialaminya.
d. Fase Depresi .
- Beri kenyataan emosional yaitu dengan memberikan sentuhan dan ciptakan lingkungan yang tenang.
- Perlakuan klien dengan sabar, penuh perhatian dan tetap realitas .
- Kaji pikiran dan perasaan serta persepsi klien, jika salah pengertian harusnya diklarifikasi.
- Untuk klien yang tidak mau berkomunikasi secara verbal, tetap berikan support .
e. Fase Acceptance .
- Bina hubungan saling percaya sehingga klien akan terbuka, menanyakan dan mengklarifikasikan alternatif pemecahan masalah bila klien didiagnosa penyakit terminal.
- Identifikasikan dengan siapa klien ingin bicara terbuka, beri tahu keluarga untuk menghadapi masalah regresi yang akan terjadi.
- Bantu klien memperoleh dan membertitahukan kualitas hidup jika mungkin .
- Bantu klien dalam mengatur waktu agar merasa kepuasan dalam hidup mereka.
- Pertahankan hubungan klien dengan orang-orang tedekat.
- Bantu klien dalam mendapatkan informasi dan apa yang dapat klien lakukan dengan informasi yang diberikan olehnya.
- Berikan jawaban terbuka dan jujur terhadap semua pertanyaan yang diajukan klien.
- Tetap merespon dan mencari tahu bagaimana klien menerima informasi sebelum mereka mencari kolaborasi lebih jauh.

Hak-hak pasien:

Dalam memberikan pelayanan keperawatan pada klien yang sedang dalam keadaan terminal, perawat harus memperhatikan hak-hak pasien berikut ini:
a. Hak diperlakukan sebagaimana manusia yang hidup sampai ajal tiba.
b. Hak mempertahankan harapannya, tidak peduli apapun perubahan yang terjadi, Hak mendapatkan perawatan yang dapat mempertahankan harapannya, apapun yang terjadi.
c. Hak mengekspresikan perasaan dan emosinya sehubungan dengan kematian yang sedang dihadapinya.
d. Hak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan perawatan.
e. Hak memperoleh perhatian dalam pengobatan dan perawatan secara berkesinambungan, walaupun tujuan penyembuhannya harus diubah menjadi tujuan memberikan rasa nyaman.
f. Hak untuk tidak meninggal dalam kesendirian.
g. Hak untuk bebas dari rasa sakit.
h. Hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaannya secara jujur.
i. Hak untuk memperoleh bantuan dari perawat atau medis untuk keluarga yang ditinggalkan agar dapat menerima kematiannya .
j. Hak untuk meninggal dalam damai dan bermartabat.
k. Hak untuk tetap dalam kepercayaan atau agamanya dan tidak diambil keputusan yang bertentangan dengan kepercayaan yang dianut .
l. Hak untuk memperdalam dan meningkatkan kepercayaannya, apapun artinya bagi orang lain .
m. Hak untuk mengharapkan bahwa kesucian raga manusia akan dihormati setelah yang bersangkutan meninggal .
n. Hak untuk mendapatkan perawatan dari orang yang profesional, yang dapat mengerti kebutuhan dan kepuasan dalam mnghadapi kematian.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan.
Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresi menuju kematian berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial, dan spiritual bagi individu. Tujuan aplikasi caring pada klien menjelang ajal adalah memberikan perasaan tenang dan tentram kepada klien dalam menghadapi maut dengan memberikan bantuan fisik dan spiritual sehingga meringankan penderitaannya, membantu keluarga memberi support pada klien, membantu klien dan keluarga untuk menerima perhatian. Asuhan keperawatan klien dengan penyakit terminal sangat menuntut dan menegangkan. Namun demikian, membantu klien menjelang ajal untuk meraih kembali martabatnya dapat menjadi salah satu penghargaan terbesar keperawatan. Perawat dapat berbagi penderitaan klien menjelang jal dan mengintervensi dalam cara meningkatkan kualitas hidup. Klien menjelang ajal harus dirawat dengan respek dan perhatian, yang secara umum berupa peningkatan kemnyaman, pemeliharaan kemandirian, pencegahan kesepian dan isolasi, peningkatan kekuatan spiritual, dan dukungan untuk keluarga yang berduka.
B. kritik & saran.
Guna penyempurnaan makalah ini,kelompok kami sangat mengharapkan kritk serta saran dari Dosen pembimbing beserta rekan-rekan kelompok lain.






DAFTAR PUSTAKA

1. Stanley, Mickey. Keperawatan gerontik edisi 2. Jakarta: EGC, 2002.
2. Videbeck, Sheila L. Keperawatan jiwa. Jakarta: EGC, 2001.
3. Potter and Perry. Fundamental keperawatan. Jakarta: EGC, 2005.
4. Mubarok, Wahit Iqbal. Kebutuhan dasar manusia. Jakarta: EGC, 2008

No comments:

Post a Comment